Nada Dasar Kata “Cinta”



Kata yang merupakan bagian terkecil dari bahasa ini, seberapa mampu memaknai “cinta”? Semakin penasaran dengan pernyataan “absurd”!
Klo yang belajar komunikasi saja menjelaskan demikian, gimana orang awam ya? Kakak saya mencoba menggambarkan “cinta” dengan rumusan seorang
konsultan manajemen, Myron Rush, bahwa “cinta” itu terdiri dari :

1. bahasa . . . 7%
2. musik . . . .38%
3. perbuatan . .55%

Melihat Ariel Peterpan menggendong buah “cinta”nya, Aleya, menyanyi semalam, kali ini saya tidak berpendapat, ukuran2nya sudah ada,
paling tidak kita bisa berkaca, berapa kadar cinta . . . ?

Wedewewewewewew . . . cinta lagi . . . cinta lagi! Artinya di alam blogosphere yang bisanya cuman ndobos ini, kita sebenarnya hanya
bermain-main di aras 7% itu, bener2 ndobos pol ya sir! Untuk nambah musik, 32% lagi, terbatas benwit, samasekali tidak efektif!
Itupun yang nyanyi orang lain, main comot aja, ngaku2, dan berkhayal yang nyanyi kita untuk dia yang tercinta! Pada aras musik ini,
bila memang demikian, mau tidak mau, kita harus belajar musik untuk cinta kita itu!

Mencermati komposisi cinta diatas, mau tidak mau, saya juga teringat diajeng saya, blogger serba bisa yang akhirnya dijuluki “ratu kopdar” ini.
Bukankah filosofi ‘cinta’ bloggernya demikian tepat? Perbuatan, 55%, apa yang bisa dilakukan para blogger selain melalui ‘kopdar’?
Saya lebih suka menjulukinya ‘konsultan cinta blogger’, hanya sejauh ini saya kok belum dengar, berapa dia pasang tarip untuk sekali kopdar konsultasi.
Dan apakah ada tarip khusus untuk yang konsultasi cintanya sukses! Tahu ndak Git . . . !

Bila hanya dengan bahasa, mengingatkan pada sebuah cerita lama, bahwa Tuhan pernah menangis, melihat umatNya hanya bisa berkata-kata saja tentang cinta!
Gambaran, dan belajar untuk 7% + 32% cinta itu, lagu berbahasa Jawa dibawah bisa dipahami . . . 😛

Amung godhong, lah ta adhuh, Gusti nganti muwun. Dene ngupados woh ira, katemenan miwah tresna.
Nanging kang pinanggya, amung godhong, amung godhong.

kurang lebih artinya begini . . .

Hanya daun, itu saja aduh, Tuhan sampai menangis. Karena mencari buahmu, dengan kesungguhan dan kasih.
Tetapi yang dijumpai, hanya daun, hanya daun.

(lagu, chord bisa dilihat dan didengar di sini)